MAKALAH PKL KONJEN JEPANG | BLOG HUKUM

Sedang Online

Thursday 20 August 2015

MAKALAH PKL KONJEN JEPANG



BAB II
HASIL OBSERVASI
(Hubungan Jepang – Indonesia Di Era Presien Soeharto Tahun 1968-1998)
A.    Pelantikan Presiden Soeharto
Pada bulan maret 1967 MPR mencbut seluruh kekuasaan Presiden Soekarno dan mengangakt Soeharto sebagai pejabat presiden. Dengan demikian berakhirlah dualisme kepemimpinan Soekarno dan Soeharto yang telah berlanjut sejak meletusya peristiwa September 1965. Soeharto dijadikan pimpinan, lahira pemerintahan yang mementingkan urusan dalam negeri dengan pioritas pembangunan sistem pemerintahan baru berdasarkan demokrasi pancasila, pembangunan kembali perekonomian dan stabilitas kehidupan rakyat. Di bawh kepemimpinan Presiden Soeharto, kondisi perekonomian membaik secara menyeluru. Hal ini sejak semula merupakan hasil usaha swadaya pemerintah indonesia. tetapi mengenai hubungan bidang luar negeri dapat dikemukakan beberapa hal yaitu :
a.       menjaga keuangan negara yang seimbang di bawah rekomendasi Internationa Monetery Fund (IMF)
b.      Bantuan Pembayaran utang dari Inter- Governmental Group on Indonesia (IGGI) dan bantuan ekonomi baru yang dipergunakan dengan efektif.
c.       Terbukaya pntu terhadap investasi luar negeri, dan sebagainya.

B.     Timbulya Krisis Minyak
Dengan adaya krisis minyak yang timbul akibat perang timur tengah ke-4 pada bulan Oktober 1973, seluruh dunia kena dampak serius dari oil shock. pada saat krisis minyak, Jepang terjadi kepanikan sesaat sampai menimbulkan kertas tissue dan gejala kekacauan harga barang-barang. Jepang mengimpr minyak mentah teruama dari Timur Tengah, negara-negara teluk dan Indonesia. oleh karena itu, pengurangan suplai minyak mentah oleh negara-negara Arab penghasil minyak bagi Jepang adalah persoalan hidup mati. Untunglah Jepang merupakan 'negara sahabat' oleh Organization of Arab Petroleum Exporting Countries (OAPEC) dengan demikian pengurangan suplai terhadap jepang dapat dibatalkan sehingga untuk sementara krisis minyak mentah dapat dihindari.
Pada saat itu konsumsi minyak mentah Jepang adalah 289 juta kilo liter per tahun, dimana 99,7% di antaraya diimpor dari luar negeri. Negara-negara pengekspor adalah Timur Tengah, negara-negara teluk dan lain-lain, Indonesia (13,9%) menduduki peringkat ke 3 dunia setelah Iran dan Arab Saudi.

C.    Ekspansi Perusahaan Jepang dan Kritik Terhadap Jepang.
Sebelum kunjunga PM  Tanaka ke Indonesia, Perusahaan Jepang dan orang jepang dikritik dengan keras, misalya "agresi ekonomi jepang"  perampas suberdaya alam oleh jepang, neo-imperialisme Jepang mengncam industri lokal dan modal rakyat dengan bekerjasama dengan pengusaha keturunan cina, menejemen perburuhan yang tidak adil terhadap orang Indonesia, tidak mengalihkan teknologi dan pengetahuan pengelolaan usaha, "orang jepang yang bertingkah laku sombong di tempat-tempat umum dan sebagaiya.
kritik dan ketidakpuasaan ini bermula dari faktor yang bersifat ekonomi misalya perdagangan dengan Jepang, investasi dari jepang, bantuan pembangunan dan lain-lain serta didsarkan faktor-faktor penyebab diluar ekonomi misalya cara pandang terhadap negara Jepang dan orang Jepang, tingkah laku dan perkataan orang jepang, turis Jepang diluar negeri dan sebagaiya.


D.    Faktor Penyebab yang Bersifat Ekonomi dan Ketidakpuasan terhadap Jepang
Pertmbuhan yang pesat berlanjut di Jepang sejak paruh awal tahun 1960-an. Surpuls neraca yang bertambah besar, pertumbuhan cadangan devisa dan sebagaiya, penyebab pemerintah jepang mengambil tindakan liberalisasi investasi luar negeri sejak akhir tahun 1960-an. Kemudian, Industri dengan cepat berada pada kencedrungan exspansi ke luar negeri dengan adaya factor-faktor yang kompleks sifatya yaitu faktor daam negeri dimana terjadi kenaikan upah yang tinggi


E.     Kujungan Perdana Mentri Tanaka ke Indonesia dan Kerusuhan Anti Jepang
1.      Situasi Internasional Menjelang kunjungan
Perdana Mentri Kakuei Tanaka berkunjung ke 5 negara Asia Tenggaa pada awal januari 1974 yaitu ke Filipina, Thailand, Singapura, malaysia  dan Indonesia. Negara-negara Asia Tenggara sejak lama telah memiliki hubngan dengan Jepang dan di masa tersebut memiliki hubungan yang sangat erat baik dibidang politik maupun ekonomi, perdaa mentri Jepang sebelumya pun, misalya Nabusuke Kish, Hayato Ikeda dan Eisaku sato telah berkunjung ke negara-negara Asia Tenggara.
2.      Timbulnya Krisis Minyak
3.      Ekspansi Perusahaan Jepang dan Kritik Terhadap Jepang
4.      Faktor Penyebab yang Bersifat Ekonomi dan Ketidakpuasan Terhadap Jepang
5.      Aktivitas Masyarakat Jepang Setelah Kerusuhan Anti Jepang
Perusahan Jepang berusaha mengembalikan keuntungan kepada masyarakat setempat dalam berbagai bentuk pertukaran budaya seperti tari Bali, lagu-lagu Indonesia, wayang, batik, film dan lain-lain pun banyak berkembang. Misalnya diantara warga Jepang yang tinggal di Jakarta terbentuk “lagu-lagu Kai” yang dimulai dari pemikiran untuk memahami lebih dari hati orang Indonesia dan kebudayaan dan menyanyikan lagu-lagu Indonesia.
Pada akhir tahun1991 dibentuklah asosiasi “asosiasi beasiswa Jepang” untuk Indonesia. Berpusat pada Jakarta Japan Club, telah dimulai rencana 20 tahun pemberian beasiswa bagi 10.000 siswa Indonesia. Untuk mahasiswa setiap bulan diberikan 50.000 rupiah angka untuk siswa SMA 25.000 rupiah (kurs tukar saat itu pada awal tahun 1992 US$ 1 =  Rp 1.983,-).
6.      Perubahan Situasi di Indonesia dan Perubahan Sikap Terhadap Jepang
Pada saat usaha-usaha ini mulai mencapai keberhasilan, terjadi perubahan situasi politik di Asia Tenggara dan sikap masyarakat maupun pemerintah Indonesia terhadap modal asing berubah banyak.
Perubahan situasi politik ini adalah tercapainya perjanjian damai Vietnam pada bulan Januari 1973, penarikan mundur tentara Amerika Serikat dari Vietnam Selatan. Mengadapi perkembangan situasi seperti di atas negara-negara Asia Tenggara mau tidak mau harus mewaspadai ekspansi kekuatan komunis di Indonesia.
Dengan perubahan drastic situasi Indocina, pada bulan Februari 1976 5 negara yaitu Idonesia, Thailan, Filipina, Malaysia dan Singapura menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi asosiation of south esat asian nations (ASEAN) di Bali di bawah pimpinan presiden Soeharto, masing-masing negara mulai secara aktif mengundang model asing, maka sikap terhadap Jepang pun berubah.

F.     Masalah Timor Timur dan Jepang
1.      Meletusnya Pemberontakan
Pada bulan April tahun 1974 terjadi kudeta militer di Portugal, pemerintah dictator militer runtuh, lahirlah pemerintahan sosialis. Pemerintahan baru menetapkan kebijakan non-kolonialisme yang meneytujui pelaksanaan penentuan nasib sendiri di daerah territorial luar negeri seperti jajahan Portugal di Afrika, Monako, Timor Timur dan sebagainya. Secara sepihak menarik diri, akibatnya Timor Timur disetujui untuk memilih berdasarkan referendum apakah akan bersatu dengan Portugal dan menjadi wilayah otonom, merdeka sepenuhnya, atau berintegrasi dengan Indonesia. Sejalan dengan perkembangan situasi ini berdiri beberapa partai politik yang menuntut kemerdekaan Timor Timur secepatnya dan berintegrasi dengan Indonesia.
2.      Pembahasan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Masalah Timor Timur saat itu di ajukan ke siding umum  PBB yang sedang berlangsung. Wakil delegasi Portugal menyatakan bahwa:
a.       Tidak mengakui baik proklamasi kemerdekaan secara sepihak oleh Fredtilin maupun deklarasi integrasi dengan Indonesia oleh partai politik pro Indonesia.
b.      Menentang intervensi kekuatan militer Indonesia dan menuntut penarikan pasukan dengan segera.
c.       Mengharapkan usaha PBB untuk menyelesaikan secara damai.
Wakil delegasi Indonesia menyatakan bahwa :
a.       Tidak memiliki klaim territorial terhadap Timor Timur.
b.      Menolak pernyataan bahwa Fredtilin mewakili mayoritas rakyat Timor Timur.
c.       Mengharapkan pulihnya perdanaian dan ketenangan di Timor Timur dan terlaksanakannya hak menentukan nasib sendiri
Wakil delegasi Jepang menyatakan bahwa :
a.       Penyelesaian damai.
b.      Menentukan kedudukan politik Timor Timur di masa depan berdasarkan pelaksanaan hak menentukan nasib sendiri.
     Dalam siding umum diambil keputusan suara terbanyak dengan fokus menghormati hak menentukan nasib sendiri oleh rakyat Timor Timur, sangat menyesalkan intervensi miloter pasukan Indonesia, menghentikan invansi teritori Timor Timur dan penarikan mundur pasukan dengan segera.


0 comments:

Post a Comment